KPI
Memliki karyawan yang harus terus di awasi merupakan sebuah kelelahan tersendiri bagi para pemilik bisnis maupun para pimpinan perusahaan. Dapat dipastikan kinerja dan pertumbuhan perusahaan pun nantinya akan terganggu, bukan hanya itu saja hal ini dapat menciptakan sebuah budaya yang tidak baik. Dalam konteks pekerjaan, setiap karyawan memang perlu diawasi agar dapat bekerja dengan baik dan memiliki motivasi dalam hal peningkatan kualitas bekerja. Tetapi tidak dengan cara yang berlebihan.
Beberapa faktor yang mungkin membuat pemilik bisnis mengawasi karyawannya secara sedikit berlebihan adalah
1. Rasa tidak percaya pada orang lain karena pengalaman masa lalu
2. Memiliki pengalaman buruk dengan karyawan, seperti pernah dicurangi atau bahkan ditipu
3. Pengaruh dari gaya berbisnis orang tua di masa lampau yang dianggap berhasil. Padahal perlu diingat bahwa metode berbisnis yang berhasil di masa lalu belum tentu sukses di masa sekarang.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuat karyawan bekerja tanpa perlu diawasi secara berlebihan
1. Memiliki SOP (Standard Operating Procedure)
Dengan memiliki standard kerja yang baku, maka karyawan hanya perlu mengikutinya saja. Cara pengawasannya adalah dengan melakukan audit secara acak, dalam artian hal ini tidak dilakukan setiap hari. Diharapkan dengan pengawsaan acak serta dilakukan oleh Auditor yang berbeda-beda dapat dilihat SOP mana yang dilanggar dan oleh siapa saja. Sehingga nantinya akan tercipta sifat disiplin di perusahaan. Apabila SOP sudah dilakukan dalam jangka waktu tertentu, maka akan terbentuklah sebuah kebiasaan dan diharapkan dengan kebiasaan ini karyawan tidak merasa terbebani untuk melakukan sebuah hal benar yang menjadi standard perusahaan.
2. Memiliki KPI (Key Performance Indicators)
KPI adalah sebuah alat ukur keberhasilan suatu pekerjaan. Diharapkan dengan adanya KPI maka setiap bulan, per 3 bulan, per semester ataupun tahunan, Anda dapat melihat siapa karyawan yang tidak bekerja dengan baik, sehingga Anda dapat melakukan evaluasi mengenai kenaikkan gaji dan seterusnya.
3. Melakukan Briefing
Frekuensi melakukan briefing tergantung dari kebutuhan dan juga tentunya level karyawan. Artinya jika karyawan tersebut ada dilevel menengah atau atas, tentunya tidak mungkin Anda melakukan briefing setiap hari. Tapi cukup seminggu atau bahkan sebulan sekali
4. Report Rutin Harian ataupun Mingguan
Karyawan melaporkan hasil maupun proses yang telah di lakukan setiap hari. Jika memang diperlukan, namun Anda juga perlu sebuah tools yang dapat melihat apakah hal yang dilaporkan adalah betul sebuah hal yang di kerjakan oleh si karyawan tersebut.
5. Memiliki Target Mingguan atau Bulanan yang Jelas
.